Bangun pagi kala ini sama dengan pagi lainnya. Aku mulai terbiasa dengan
semua aktivitas ini, karena hanya inilah yang aku lakukan selama hampir 365
hari. Rutinitas ini hampir membuatku jatuh cinta, sekaligus membuatku gila.
*
*
Hingga malam datang dan aku terlelap bersama bantal guling favoritku semua
sama. Hidupku adalah keseganan yang terus aku jalani. Dengan berat hati aku
tertidur pulas hingga lupa diri. Bahkan suara dengkur anjingku menjadi masa
bodoh di malamku.
*
Kegilaanku mulai menjadi-jadi saat aku mulai bicara pada benda yang menatapku. Dan adikku jadi bulan-bulananku ketika pendapatku tidak di dengar, dan di pertanyakan. Rumah yang jadi tempat ternyaman kini berubah jadi ruang tua yang menyeramkan.
*
Kegilaanku mulai menjadi-jadi saat aku mulai bicara pada benda yang menatapku. Dan adikku jadi bulan-bulananku ketika pendapatku tidak di dengar, dan di pertanyakan. Rumah yang jadi tempat ternyaman kini berubah jadi ruang tua yang menyeramkan.
*
Dalam malam yang berbutar hingga langit membangunkan, aku takut untuk bernafas. Membuka mata menjadi beban yang begitu memilukan. Aku berharap semua akan baik-baik saja. Aku berharap ada jawaban dalam pertanyaan. Aku berharap terbangun dalam mimpi yang berbeda.
Dalam malam yang berbutar hingga langit membangunkan, aku takut untuk bernafas. Membuka mata menjadi beban yang begitu memilukan. Aku berharap semua akan baik-baik saja. Aku berharap ada jawaban dalam pertanyaan. Aku berharap terbangun dalam mimpi yang berbeda.
*
Bangun dalam keadaan yang tidak lagi aku takutkan menjadi hampir doaku setiap malam. Atau setidaknya ada salah satu yang berubah dalam aktivitasku. Jenuh ini saat terasa hingga rasanya bunuh diri dapat menjadi jawaban. Bahkan perlahan isi hatiku menyuarakan untuk lari dari kenyataan dan mengubur diriku dalam kematian.
Bangun dalam keadaan yang tidak lagi aku takutkan menjadi hampir doaku setiap malam. Atau setidaknya ada salah satu yang berubah dalam aktivitasku. Jenuh ini saat terasa hingga rasanya bunuh diri dapat menjadi jawaban. Bahkan perlahan isi hatiku menyuarakan untuk lari dari kenyataan dan mengubur diriku dalam kematian.
*
Selama hampir 365 hari aku kuatir atas hidupku. Namun selama 365 hari juga aku berpikir. Hasilnya. Aku tidak menemukan apapun dalam kegilaanku. Aku semakin terperosot dalam ketakutan yang melemahkan fisikku. Kekuatiranku mulai menggerogoti kesadaranku.
Selama hampir 365 hari aku kuatir atas hidupku. Namun selama 365 hari juga aku berpikir. Hasilnya. Aku tidak menemukan apapun dalam kegilaanku. Aku semakin terperosot dalam ketakutan yang melemahkan fisikku. Kekuatiranku mulai menggerogoti kesadaranku.
*
Satu hari tak akan lebih dari 24 jam dan 365 hari dalam setahun tidak akan berubah. Batasan ini akulah yang membuatnya. Bahkan jika umurku sudah memasuki 50 tahun, aku masih dapat melakukan hal yang menyapaku di umur 24 tahun. Ingat! Tidak akan ada kata terlambat. Tidak ada yang sia-sia. Kata terlambat dan sia-sia itu kepalaku yang membuatnya.
Satu hari tak akan lebih dari 24 jam dan 365 hari dalam setahun tidak akan berubah. Batasan ini akulah yang membuatnya. Bahkan jika umurku sudah memasuki 50 tahun, aku masih dapat melakukan hal yang menyapaku di umur 24 tahun. Ingat! Tidak akan ada kata terlambat. Tidak ada yang sia-sia. Kata terlambat dan sia-sia itu kepalaku yang membuatnya.
*
Kekuatiranku hanya menutup kesempatanku. “Berhenti kuatir dan lakukan bagianku”. Kalimat ini tidak lagi berhasil untuk orang lain. Nyatanya kini aku membutuhkan doping seperti itu. Jika aku dan kamu belum berhasil melakukan apapun, teruslah berusaha dan berdoa. Tersenyum dan semangatilah diri. Hidup bukan tentang uang, meski uang yang memberimu makan. Bukan juga tentang pencapaian, meski hanya inilah yang di pandang. Dan bukan juga tentang memberi, meski kesempatan ini bisa mengarah ke surga.
Kekuatiranku hanya menutup kesempatanku. “Berhenti kuatir dan lakukan bagianku”. Kalimat ini tidak lagi berhasil untuk orang lain. Nyatanya kini aku membutuhkan doping seperti itu. Jika aku dan kamu belum berhasil melakukan apapun, teruslah berusaha dan berdoa. Tersenyum dan semangatilah diri. Hidup bukan tentang uang, meski uang yang memberimu makan. Bukan juga tentang pencapaian, meski hanya inilah yang di pandang. Dan bukan juga tentang memberi, meski kesempatan ini bisa mengarah ke surga.
*
Hidup tentang bahagia. Buatlah jiwa sebahagia mungkin, dan jangan biarkan
orang lain merebut bahagia. Dengan bahagia dapatkan semua hal yang buat aku dan
kamu terlelap dalam mimpi.
Tuhan memberkati
Tuhan memberkati
Komentar
Posting Komentar