Langsung ke konten utama

Dia Punya Rencana

Bahkan bintang tidak pernah sedih jika harus sendiri bersinar ketika sinar lainnya hilang bersama hujan, karena bintang tahu sekecil apapun sinarnya tetap menerangi. Demikian juga matahari, selalu sendiri dan terus bersinar meski hujan membasahi silaunya, karena matahari tahu  pelangi akan hadir dan mengindahkan segalanya. 
Aku juga sendiri, tapi aku tidak dapat bersinar seperti bintang dan matahari. Adakah sinar dalam diriku? Aku mulai mencari-cari jawaban dari siapapun yang aku temui. Sampai saat ini jawaban itu tidak kunjung ada. kemudian aku mulai lelah dan ingin berhenti.

Di ujung waktu di malam sebelum lelapku, aku berdoa dan bertanya kepada Yang Maha Kuasa. Aku berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengenai jawaban atas pertanyaannku. Ku pejamkan mata dan mulai berkata-kata dalam gelap di mataku adakah sinar dalam diriku?. Aku pikir pertanyaan ini cukup konyol aku tanyakan. “ Tuhan… aku harus seperti apa untuk menggenapi rencana-Mu? Aku harus berbuat apa untuk hidup dalam-Mu? Aku harus bagaimana dengan hidupku?” Aku terus bertanya, dan entah mengapa aku semakin sedih dengan pertanyaan-pertanyaan yang aku ucapkan.


Mataku mulai terjaga dan berbaring lemas dengan hati letih di atas kasur. Ku pandangi langit-langit kamarku dengan pandangan kosong penuh kehampaan. Malam seakan mengerti perasaanku dan dinginnya menjelaskan  isi hatiku. Malam ini ku harap menemukan jawaban dalam mimpiku.
Sesungguhnya aku tidak pernah tau sampai saat ini akan jadi apa dan seperti apa. Aku mulai mengasihi diriku sendiri dan menangis dalam hati. Untuk saat ini aku ingin sekali dapat berkuliah di luar negeri. Namun aku juga ini membantu perekonomian keluargaku. Bisakah aku mewujudkan itu? Maukah Tuhan membantu aku mewujudkannya? Apa mungkin keinginanku ini bagian rencananya? Melihat kemampuan dan kondisiku sekarang, apa aku bisa?
Aku harus mulai dari mana mewujudkannya? Aku takut jika harus memikirkannya. Apa sebenarnya yang Tuhan rencanakan dalam hidupku? Tuhan ingin aku seperti apa dan menjadi apa? Jujur…Pekerjaanku sekarang menyita banyak waktu dan emosiku. Aku merasa jauh dari Tuhan. Bisakah aku menjalani kegiatan dengan adanya kebebasan finansial dan kebebasan waktu? 


Mimpiku hanya akan sekedar mimpi jika aku tidak mencoba apapun. Tapi apa yang harus aku coba? Aku harus mulai dari mana? Benarkah keputusan aku ini? Sudah sesuai rencana Tuhan kah keputusan dan pilihan aku ini? Aku terlalu banyak bertanya, mencari-cari alasan. Harusnya aku bertanya lansung pada Tuhan dan bukan sebaliknya bercerita dalam tulisan ini.
Seharusnya aku tidak perlu khawatir dan abaikan ucapan orang lain. Bahagiaku aku sendiri yang menentukan. Aku harus bisa bersikap tenang, berserah  pada Tuhan dan percaya rencana-Nya. Hanya sia-sia jika aku masih saja berpikir dan mengandalkan orang lain memberikan solusi. Satu-satunya jawaban yang aku perlu adalah di dalam Tuhan. Peka mendengar suara-Nya dan percaya pada arahan-Nya.


Bersikap tenang, berdoa kepada Tuhan dan minta tuntunan-Nya. Percaya Tuhan sudah menjawab doa dan lakukan yang terbaik berdasarkan firman-Nya. 



Tuhan memberkati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Kamu Kuatir ?

Matius 6: 34 “ Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”             Apa yang kamu kuatirkan? Mengapa kamu begitu gelisah? Begitu kuatirnya dirimu hingga keringat dingin? Pertanyaan ini jelas akan terlontar dalam hati kamu. Tanpa kamu sadari, kamu mulai jatuh dalam kegelapan dan sakit penyakit.             Beberapa hal yang tidak sesuai dengan jalan hidup atau rencana kamu membuat kamu kuatir dengan masa depan dan rencana kamu selanjutnya. Kamu mulai menyalahkan diri sendiri dan merasa tidak mampu menghadapi apapun. Dunia seakan hancur karena kamu tidak mampu mengendalikannya.             Kuatirmu wajar jika hanya sekedar di pikiran. Namun menjadi penyakit ketika terjadi dalam aktifitas harianmu. Kamu mulai cemas akan semua hal, kamu meragukan dirimu sendiri, bahkan Tuhan. Berdoa pun menjadi kesia-siaan dalam pikiranmu. Kini kamu positif mengidam penyakit kuatir.      

Kekasih Bayangan

            Judul di atas gue tulis dari judul lagu salah satu penyanyi solo laki-laki di indonesia yang liriknya bisa menggambarkan kisah gue dan kawan berantem gue sebelum perang batin terjadi di antara kami.             Jujur sebenarnya gue ngga ada kepikiran buat tulis pengalaman gue. Tapi entah kenapa gue jadi teringat kisah gue bersama doi pas gue buka wa . Ternyata ada panggilan tak terjawab dari doi. Sontak gue kaget plus senang. Ya senangnya biasa aja, karena rasa gue sudah lama gue lupain.             Langsung gue tanya “kenapa?” untuk merespon. Tanpa gue harus tunggu lama, dia pun membalas. Sayang balasanya hanya sekedar kata “ngga ada”. Awalnya kesal pas baca, tapi gue coba tarik nafas. “ Siapa tau kepencet”. Jadi gue balas aja “oke”. Gue ngga mau basa basi atau bertanya lainnya. Terakhir gue tanya kabar dan aktivitasnya, si doi berpikir gue masih ada rasa sama dia dan berharap balik. Padahal dalam hati cuma silaturahmi. Akhir cerita, gue ngga pernah kontak dia lagi. S

Berjalan Bersama Tuhan

Mazmur 23:4 “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.”              1 tahun terdiri dari 365 hari yang berarti kamu memiliki 365 kesempatan. Kamu selalu punya kesempatan setiap harinya. Tidak harus kamu menunggu kesempatan kedua, karena kamu selalu punya kesempatan setiap harinya.             Bagaimana jika itu masalah? Dan bukan kesempatan? Rasanya hidup ini hanya kekecewaan. Rencanaku tidak ada yang berhasil. Mendengar doa-doaku saja Tuhan tidak ingin, apalagi menjawab rencanaku. Semua benar-benar memilukan untuk di jalani. Kini aku sendiri dalam lingkaran bayanganku.             Bunda Teresa perah berkata mengenai hal berdoa; 1. Jika doamu di jawab oleh Tuhan, imanmu telah mengalami peningkatan, 2. Jika doamu belum di jawab, kesabaranmun semakin berkembang, dan 3. Jika doamu tidak di jawab dan rencanamu bukan rencana-Nya, doamu bukanlah yang terbaik karena Tuhan