Bahkan bintang
tidak pernah sedih jika harus sendiri bersinar ketika sinar lainnya hilang bersama hujan, karena bintang tahu sekecil apapun sinarnya tetap menerangi. Demikian juga matahari, selalu sendiri dan terus bersinar meski hujan membasahi
silaunya, karena matahari tahu pelangi akan hadir dan mengindahkan segalanya.
Aku juga sendiri, tapi aku tidak dapat bersinar seperti bintang dan matahari. Adakah sinar dalam diriku? Aku mulai mencari-cari jawaban dari siapapun yang aku temui. Sampai saat ini jawaban itu tidak kunjung ada. kemudian aku mulai lelah dan ingin berhenti.
Aku juga sendiri, tapi aku tidak dapat bersinar seperti bintang dan matahari. Adakah sinar dalam diriku? Aku mulai mencari-cari jawaban dari siapapun yang aku temui. Sampai saat ini jawaban itu tidak kunjung ada. kemudian aku mulai lelah dan ingin berhenti.
Di
ujung waktu di malam sebelum lelapku, aku berdoa dan bertanya kepada Yang Maha
Kuasa. Aku berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengenai jawaban atas
pertanyaannku. Ku pejamkan mata dan mulai berkata-kata dalam gelap di mataku adakah sinar dalam diriku?. Aku pikir pertanyaan ini cukup konyol
aku tanyakan. “ Tuhan… aku harus seperti apa untuk menggenapi rencana-Mu? Aku
harus berbuat apa untuk hidup dalam-Mu? Aku harus bagaimana dengan hidupku?”
Aku terus bertanya, dan entah mengapa aku semakin sedih dengan
pertanyaan-pertanyaan yang aku ucapkan.
Mataku
mulai terjaga dan berbaring lemas dengan hati letih di atas kasur. Ku pandangi
langit-langit kamarku dengan pandangan kosong penuh kehampaan. Malam seakan
mengerti perasaanku dan dinginnya menjelaskan
isi hatiku. Malam ini ku harap menemukan jawaban dalam mimpiku.
Sesungguhnya
aku tidak pernah tau sampai saat ini akan jadi apa dan seperti apa. Aku mulai
mengasihi diriku sendiri dan menangis dalam hati. Untuk saat ini aku ingin
sekali dapat berkuliah di luar negeri. Namun aku juga ini membantu perekonomian
keluargaku. Bisakah aku mewujudkan itu? Maukah Tuhan membantu aku
mewujudkannya? Apa mungkin keinginanku ini bagian rencananya? Melihat kemampuan dan kondisiku
sekarang, apa aku bisa?
Aku
harus mulai dari mana mewujudkannya? Aku takut jika harus memikirkannya. Apa
sebenarnya yang Tuhan rencanakan dalam hidupku? Tuhan ingin aku seperti apa dan
menjadi apa? Jujur…Pekerjaanku sekarang menyita banyak waktu dan emosiku. Aku
merasa jauh dari Tuhan. Bisakah aku menjalani kegiatan dengan adanya kebebasan
finansial dan kebebasan waktu?
Mimpiku
hanya akan sekedar mimpi jika aku tidak mencoba apapun. Tapi apa yang harus aku
coba? Aku harus mulai dari mana? Benarkah keputusan aku ini? Sudah sesuai
rencana Tuhan kah keputusan dan pilihan aku ini? Aku terlalu banyak bertanya,
mencari-cari alasan. Harusnya aku bertanya lansung pada Tuhan dan bukan
sebaliknya bercerita dalam tulisan ini.
Seharusnya
aku tidak perlu khawatir dan abaikan ucapan orang lain. Bahagiaku aku sendiri
yang menentukan. Aku harus bisa bersikap tenang, berserah pada Tuhan dan percaya rencana-Nya. Hanya sia-sia jika aku masih saja berpikir dan mengandalkan orang lain memberikan solusi. Satu-satunya
jawaban yang aku perlu adalah di dalam Tuhan. Peka mendengar suara-Nya dan percaya
pada arahan-Nya.
Bersikap tenang, berdoa kepada Tuhan dan minta tuntunan-Nya. Percaya Tuhan
sudah menjawab doa dan lakukan yang terbaik berdasarkan firman-Nya.
Tuhan memberkati
Tuhan memberkati
Komentar
Posting Komentar